-->

History Nine Wali / Walisongo (wali9) - Sunan Kali Jaga



He was the "Wali" whose name is most widely called the Java community. He was born around 1450 M. His father was Wilatikta Arya, Duke of Tuban, a descendant of the rebel leaders of Majapahit, Ronggolawe. Time, Arya thought to have embraced Islam Wilatikta Sunan Kalijaga first name is Raden Said. He also has a number of nicknames such as Lokajaya, Sheikh Malaya, Prince Raden Abdurrahman.Different versions regarding the origin of the name it bears Kalijaga.Cirebon community believes that the name comes from the hamlet Kalijaga in Cirebon. Sunan Kalijaga had ever lived in Cirebon and close friends with Sunan Gunung Jati. Associate it with joy the wali of Java is to bathe ('kungkum') in the river (times) or "guard river". But there is a mention that the term derives from the Arabic "qadli dzaqa" which refers to its status as the "prince of the holy" empire.
Sunan Kalijaga lifetime is estimated at more than 100 years. Thus he had a final rule Majapahit (ending 1478), the Sultanate of Demak, Cirebon and Banten Sultanate, even born in the Kingdom Display and early 1546 under the leadership of the kingdom of Mataram Panembahan Senopati. He was also involved designing and construction of the Great Mosque Great Mosque of Demak Cirebon. Pole "chips" (wood fragments), which is one of the main pillars of the mosque is the creation of Sunan Kalijaga.
In preaching, he had the same pattern with a mentor and close friend, Sunan Bonang. Understand the religious tend to be "based Sufi salaf"-not the pantheistic Sufi (worship only). He also chose the arts and culture as a means to preach.He was very tolerant of the local culture. He argues that people will stay away if attacked his stance. Then they must be approached in stages: following her influence. Sunan Kalijaga believes that Islam has been understood, by their old habits disappear.
So impressed syncretic teachings Sunan Kalijaga in introducing Islam. He uses sculpture, puppets, gamelan, as well as the mysticism of sound art as a means of propaganda. He is the creator of the shirt piety, celebration sekatenan, Grebeg Maulud, Layang Kalimasada, puppet plays Petruk Dai Rojo. Landscape of the city center of the Palace, the square with two banyan and the mosque is believed to be the work of Sunan Kalijaga.The method is very effective propaganda. Most of the duke in Java embraced Islam through the Sunan Kalijaga. Among them was the Duke of Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, and Display (now Kotagede - Yogya). Sunan Kalijaga Kadilangu buried in the south-Demak.

========================================================================
Bahasa Indonesia

Sunan Kalijaga
Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.

Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.

Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.



Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter